Manajemen Emosi Cara Aikido

emotional management the Aiki way

Manajemen emosi berarti mengendalikan kesadaran sikap dan mengembangkan pikiran positif, untuk mengatur hal-hal yang kita inginkan dalam hidup kita. Kita perlu mencurahkan waktu dan energi untuk mengusir sikap negatif dan membiarkan sikap dan pikiran positif untuk selalu ada dalam pikiran kita. Emotional Intelligence atau kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi dan mempengaruhi emosi orang lain. Dalam penelitian telah menemukan bahwa mereka yang memiliki tingkat kecerdasan emosional umumnya lebih bahagia dan dapat mengurangi stress. Latihan Aikido adalah salah satu cara untuk manajemen emosi, menghasilkan pikiran positif  dan meningkatkan kontrol diri. Saya tahu ada cara lain untuk mencapai hal yang sama tapi Aikido adalah salah satu metode yang telah berhasil meningkatkan control diri.
‘Latihan Aikitaiso’ The Basic Aikido Exercises

‘Latihan Aikitaiso’ The Basic Aikido Exercises

By Dan Kudo

Latihan Aikitaiso adalah hal yang penting untuk membangun bentuk dasar yang kuat dalam Aikido karena latihan itu mensimulasikan gerakan yang berhubungan dengan teknik Aikido, dan berfungsi pula  untuk meregangkan sendi supaya meminimalkan cedera. Apa Tujuan dari latihan Aikitaiso? Tujuan dari latihan ini adalah untuk mengajari aikidoka untuk  melakukan gerakan dengan cara yang benar konsisten – secara reflek. Aikitaiso juga dirancang untuk membantu aikidoka tetap senter meskipun tubuh sedang melakukan gerakan yang berbeda. Hal ini juga membantu kita untuk mengingat konsep ekstensi ki, yang merupakan salah satu dari empat prinsip dasar Aikido dan harus menjadi sumber acuan dari para aikidoka. Menjadi mahir dalam teknik Aikido melibatkan kesungguhan dan disiplin tinggi.
 
Conclusions of the article Source: http://EzineArticles.com/1905268

TERKILIR - Tips Mengatasi Terkilir atau Keseleo

Terkilir, sengaja hal ini kita bahas karena kegiatan kita (aikidoka) jika tidak berhati-hati bisa terkilir saat latihan. Apa sebenarnya yang terjadi saat tangan, kaki atau anggota tubuh kita ada yang terkilir? Lalu, apa yang harus dilakukan? Seseorang dikatakan terkilir atau keseleo bila ligamen (berkas liat seperti karet yang melekat pada tulang-tulang dan mengikat persendian pada tempatnya) pada lutut, pergelangan kaki, atau siku, terlalu diregang atau robek. Terkilir biasanya terjadi dalam suatu peristiwa traumatis seperti jatuh, terguling, atau kecelakaan sehingga persendian bergerak melebihi radius gerak normalnya. Akibatnya ligamen meregang atau robek. Daerah yang sering terkilir adalah pergelangan kaki, lutut, atau lengkungan telapak kaki. Saat terjadi, ada bunyi “krek”. Terkilir biasanya langsung diikuti terjadinya pembengkakan secara cepat dan kulit jadi berwarna gelap karena adanya perdarahan. Sendi jadi sulit digunakan atau terasa tidak stabil. Ada rasa sakit dan lunak pada bagian yang terkena. Jika sendi tidak bisa berfungsi, kemungkinan dalam cedera itu terdapat keretakan atau diskolasi. Jika Anda mencurigai adanya kerusakan ligamen yang serius atua rasa sakit yang hebat dan kesulitan menggerakkan sendi, jangan tunggu lagi, langsung cari pertolongan dokter.

Cara mengatasi
Selamat kepada semua peserta ujian yudansha 2012

Selamat kepada semua peserta ujian yudansha 2012

Selamat kepada semua peserta ujian yudansha 2012 yang berlangsung gedung "Amongrogo" yogyakarta tanggal 14 Oktober 2012 yang semuanya dinyatakan lulus oleh Yoshinobu Irie Shihan.Ini merupakan kali pertama jogjakarta menjadi tempat ujian yudansha sehingga tentu saja masih terjadi kekurangan disana-sini tetapi secara umum berlangsung lancar dan aman. Ada satu peristiwa yang kali ini sekaligus sebagai kenangan yang tidak terlupakan yaitu disaat sesi latihan khusus black belt suasana betul-betul gelap karena mati lampu sekitar 30 menit, wuih betul-betul luar biasa. Acara tidak terganggu sama sekali, sekilas hanya ada bayangan putih dan suara gedebak-gedebuk. He he he betul betul kenangan yang tak terlupakan. Sekali lagi selamat yang telah lulus ujian kali ini "bravo".
Istilah-istilah yang harus diketahui oleh aikidoka ketika latihan AIKIDO

Istilah-istilah yang harus diketahui oleh aikidoka ketika latihan AIKIDO

SEIZA : posisi duduk
GI        : seragam latihan
DOJO  : tempat latihan
KYU    : tingkat atau rangking di bawah sabuk
UKE     : orang yang menyerang
NAGE  : orang yang diserang

Adab sebelum latihan
  • Masuk ke arena berlatih ( Matras ) duduk di tepi matras dan beri hormat.
  • Berdo’a (mokuso) di pimpin oleh SENSEI atau SEMPAI, jika terlambat berdo’a di luar matras.
  • Jika terlambat lansung berdo’a, beri hormat di tepi matras dan langsung ikut berlatih sambil pemanasan jika ada waktu luang.
  • Mendengarkan apapun arahan yang memimpin di depan dan jangan berbicara dengan teman di saat pelatih menerangkan teknik.
  • Menutup latihan dengan berdo’a (mokuso)syukur atas keselamatan dan apa yang kita terima bisa bermanfaat.
  • Membentuk lingkaran dan memberi hormat.

REIGI ( ADAB DALAM LATIHAN )

ARIGATO GOZAIMASITA  : Terima kasih
YAME             : Berhenti
MATTE           : Tunggu
HAJIME          : Mulai
DOZO             : Silahkan
REI                  : Hormat
ONEGAI SHIMASHU      : Mohon Bantuannya
RITSUREI          : hormat sambil berdiri
ZAREI                : hormat sambil duduk
SENSEI              : pelatih
SEMPAI              : senior

REI dalam AIKIDO

REI artinya hormat, dalam tradisi jepang ketika orang saling bertemu/berhadapan sama-sama membungkukkan badan, itulah REI. Ketika kita mau memulai atau mengakhiri  latihan AIKIDO kita juga diharuskan Rei (hormat).  Jadi sesuatu yang sangat wajar, mungkin sama ketika kita menghormat bendera, Bpak/Ibu guru sewaktu upacara atau saat sama-sama mengucapkan salam. Semua itu adalah bentuk menghormati. Rei dalam Aikido tidak ada hubungannya dengan agama (religion). Rei hanyalah bentuk hormat dan penghargaan yang tulus terhadap:
  • Dojo, sebagai tempat latihan.
  • O-Sensei, sebagai founder dari Aikido.
  • Terhadap sensei yang mengajar.
  • Terhadap sesama teman latihan.
Itulah  REI, buat para Sensei mohon pencerahanya, media ini hanya sebagai sarana belajar semoga bermanfaat bagi kita semua. Jika terjadi kesalahan admin siap memperbaikinya.

Pesan dari Teguh Juwono Sensei

 
Sahabatku semua, adalah pertama kalinya kita menjadi tuan rumah dari ujian Yudansha yang diadakan oleh Hombu. Untuk itu kesempatan baik ini kita manfaatkan sebaiknya dengan menerjunkan belasan Aikidoka dari Jogja/Malang untuk ikut ujian bersama dengan Aikidoka lain dari seluruh Indonesia.

Karena banyaknya yang ikut ujian sehingga diperlukan banyak uke untuk membantu para peserta ujian. Info terakhir masih ada 2 orang peserta dari Jogja/Malang yang belum mendapatkan uke. Ini ditambah dengan beberapa peserta dari kota lain yang mengalami kesulitan serupa.

Karena itu bagi para Aikidoka Senior (yang ukeminya sudah relatif baik), dan lebih disukai sudah menjadi peserta seminar, untuk menghubungi panitia atau Senseinya, untuk kesediaannya menjadi uke ujian Yudansha. Sekaligus ini kesempatan untuk terlibat menyaksikan/merasakan atmosfir dari ujian Yudansha --bagi yang belum pernah ikut ujian--

Wawancara dengan O-sensei Morihei Ueshiba: "The Great Giant Aikido" (1958)


Banyak majalah seni bela diri datang dan pergi selama bertahun-tahun. Beberapa dari mereka mengandung artikel yang sangat layak dengan maksut  melestarikan. Berikut adalah kutipan dari wawancara dengan Osensei Morihei Ueshiba pendiri beladiri AIKIDO.

"Di masa lalu, seni bela diri yang digunakan dengan cara yang menyedihkan, terutama selama Era Jepang dari Negara Perang ketika mereka digunakan untuk menguntungkan kepentingan pribadi . Saya sendiri mengajar seni bela diri untuk tentara selama perang, memerintahkan mereka untuk membunuh atau melukai orang. Setelah perang, saya menjadi sangat menderita tentang hal itu. Tapi tujuh tahun lalu [1951], saya mulai mengerti cara nyata aiki. "
Back To Top